Sabtu,
16 Juni 2012 | 20:26:41 WITA | 249 HITS
Pimpinan
DPRD Minta Sekretariat Diaudit
Pimpinan
DPRD Sulbar meminta BPK untuk mengaudit Keuangan sekertariat DPRD Sulbar
terutama di bagian keuangan karena di indikasi terjadi ketidaktertiban dalam
pengelolaan keuangan. Banyak dana yang jelas objek penganggarannya tetapi
realisasinya tidak jelas. Seperti gaji honorer dan upah pegawai tidak tetap ada
yang belum di bayar hingga empat sampai sepuluh bulan. Selain itu dana perjalanan
dinas DPRD belum di bayar. Sejak tahun 2011 Sekertariat DPRD mempunyai hutang
dengan pihak ketiga yang belum terbayar hingga saat ini.
Tidak
hanya masalah itu saja bahkan pajak kendaraan dinas juga belum terbayar. Padahal
tahun 2011 lalu sekertariat telah mengembalikan sisa dana ke kas daerah karena
tidak bisa di belanjakan lagi. Menurut Natsir apabila sekertariat telah
mengembalikan dana itu berarti semua telah dibayarkan namun kenyataan tidak
semua pihak menerima dananya. Sangat mustahil sekali apabila lembaga sebesar DPRD
tidak bisa memenuhi aktivitasnya karena kekurangan dana, bahkan hingga meminjam
dana ke pihak ketiga. Menyikapi hal di atas Natsir meminta BPK untuk melakukan
audit khusus untuk mengetahui siapa, motif dan penyebab terjadinya
ketidaktertiban dalam masalah keuangan.
Kinerja
kesekretariatan juga tidak jelas dalam pengelolaan keuangan. Bahkan Natsir
mengatakan bahwa dia tidak tau bagaimana pengelolaan anggaran karena dana rutin
seperti gaji bulanan pembayaranya tersendat - sendat. Antar lini bawah dengan
atas saja tidak ada kesinambungan informasi yang jelas. Dengan ketidakjelasan
tersebut tidak salah kalau terjadi penyimpangan di DPRD. Penyimpangan yang
terus berkelanjutan itu apabila tidak segera di selesaikan pasti akan
menimbulkan kerugian yang lebih banyak.
Menyikapi
hal diatas menurut saya pemerintah harus mencari pemecahan masalah tersebut
dengan sistem informasi yang baik. Apalagi di dukung dengan keluarnya peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang menuntut untuk laporan keuangan daerah yang variatif dan
informatif. Hal itu dapat di mulai dari pemantauan kinerja dari lini bawah
hingga atas. Dengan laporan yang informatif mulai dari penganggaran hingga
realisasi harus sesuai. Serta realisasi dengan bukti – bukti yang
jelas dan nantinya bisa di input menggunakan sistem komputer yang bisa di
pantau pelaksanaanya dan bisa langsung di tindak apabila terindikasi terjadi
penyelewengan.
Seperti pemerintah kabupaten magelang yang telah
mengunakan SIPKD ( Sistem informasi manajemen keuangan daerah ). Dengan sitem
informasi yang informatif pemerintah pusat bisa memantau kinerja
kesekertariatan dengan mudah. Tentunya di dukung dengan SDM yang baik juga dan
tidak maniak korupsi. Tidak ada salahnya apabila pemerintah Sulbar menerapkan
sistem seperti pemerintah kabupaten Magelang. Agar penyelewengan yang terjadi
bisa diminimalisir.
SUMBER :
http://www.fajar.co.id/read-20120615202641-pimpinan-dprd-minta-sekretariat-diaudit
No comments:
Post a Comment